PILIHANRAKYAT.ID, Pasuruan-Polisi dan pemerintah desa di Pasuruan kini punya cara baru melawan maraknya pencurian: memasang ribuan kamera pengawas di berbagai titik. Gerakan bertajuk 10.000 CCTV yang digagas Kepolisian Resor Pasuruan Kota ini menjadi proyek besar untuk mempersempit ruang gerak para pelaku kejahatan.
“CCTV kami jadikan mata tambahan polisi di lapangan,” kata Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Davis Busin Siswara, Kamis, 23 Oktober 2025. Ia menjelaskan, sejak program itu dimulai, sedikitnya 13 kasus pencurian kendaraan bermotor berhasil diungkap berkat rekaman kamera.
Program ini tidak hanya berjalan di kawasan perkotaan. Di wilayah pedesaan, kepolisian sektor ikut mendorong partisipasi warga. Polsek Winongan, misalnya, bekerja sama dengan pemerintah desa memasang sedikitnya sepuluh titik kamera pengawas di tiap desa. Semua kamera terhubung ke server utama yang bisa memantau hingga 16 titik sekaligus.
“Desa adalah garda terdepan keamanan. Dengan CCTV, kita ingin menutup ruang gelap bagi para pelaku,” ujar Kapolsek Winongan kepada Humas Polri.
Upaya ini terbukti efektif. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah aksi pencurian di wilayah Pasuruan berhasil diungkap lewat bukti rekaman. Salah satunya kasus pencurian motor di Kecamatan Gempol yang berhasil dibongkar berkat rekaman CCTV milik warga. Kasus lain terjadi di Desa Kedawungwetan, ketika seorang perempuan terekam mencuri kosmetik senilai hampir dua juta rupiah. Rekaman itu viral dan membantu polisi mengidentifikasi pelaku.
Warga setempat pun menyambut baik langkah ini. Banyak di antara mereka yang secara swadaya ikut memasang kamera di depan rumah dan toko, lalu menghubungkannya ke sistem pengawasan desa. “Sekarang kampung terasa lebih aman. Dulu maling gampang masuk, sekarang mereka takut wajahnya terekam,” ujar Fajar, warga Gadingrejo.
Namun tak semua berjalan mulus. Beberapa perangkat di desa mulai rusak karena kurang perawatan, sementara sebagian warga mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan rekaman. Pengamat keamanan publik dari Universitas Merdeka Pasuruan menilai, tantangan utama bukan sekadar jumlah kamera, melainkan tata kelola data dan anggaran perawatan.
“Kalau tidak dikelola dengan baik, CCTV hanya akan jadi pajangan mahal,” katanya.
Meski begitu, gerakan ini tetap dipandang sebagai langkah maju. Di tengah keterbatasan sumber daya, polisi dan warga Pasuruan membuktikan bahwa keamanan bisa dibangun bersama—bahkan lewat lensa kamera yang diam namun awas.




