Daerah  

Muhammad Khozin, Santri yang Kini di Senayan, Sowan ke Guru-Gurunya di Nurul Jadid

PILIHANRAKYAT.ID, Probolinggo-Anggota DPR RI Fraksi PKB, Muhammad Khozin, hari ini melaksanakan sowan atau silaturahmi ke para gurunya di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo. Kunjungan tersebut menjadi momen spiritual dan kebangsaan yang disambut hangat oleh para masyayikh dan tokoh daerah.

Kedatangan Gus Khozin (sapaan akrabnya) disambut langsung oleh KH Abd Hamid Wahid (Kepala Pesantren dan Bupati Bondowoso), Ra Fahmi AHZ (Wakil Bupati Probolinggo), serta Ra Faiz AHZ (Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid).

Turut hadir dalam momen penting tersebut, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Probolinggo, Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Probolinggo Muchlis, serta Wakil Ketua Fraksi PKB Mochammad Al Fatih.

Baca juga  MTS Nurul Islam Kunjungi Perpusda Sumenep, Upaya Membangun Kesadaran Membaca.

Dalam suasana yang penuh kehangatan dan kekeluargaan, Gus Khozin menyampaikan bahwa kunjungannya bukan sekadar silaturahmi, tetapi bentuk tabarrukan (mengambil berkah) dan memperkuat kembali nilai-nilai perjuangan yang ditanamkan sejak mondok.

“Saya ini santri Nurul Jadid. Saya kembali ke sini untuk mengambil keberkahan dan doa restu dari para guru. Karena saya yakin, jalan politik tanpa restu dan nilai pesantren, hanya akan menjadi ambisi kosong,” ungkapnya.

Baca juga  Ibu Muda di Lumajang Ditangkap, Edarkan 25 Ribu Butir Okerbaya Jaringan Lapas

Kolaborasi Santri & Negara

Silaturahmi ini juga menjadi forum diskusi ringan namun bermakna mengenai sinergi antara pesantren dan parlemen, peran santri dalam kebijakan publik, serta pentingnya penguatan nilai keagamaan dalam sistem pemerintahan.

KH Abd Hamid Wahid menegaskan bahwa kehadiran Gus Khozin di Senayan merupakan bukti bahwa santri bisa menempati posisi strategis tanpa kehilangan akar keilmuannya.

“Santri itu bukan pelengkap. Ia bisa menjadi pusat keputusan. Tapi tetap harus tunduk pada nilai dan adab. Gus Khozin adalah contoh itu,” ujar KH Hamid.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *