Kerja sama trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS) yang diumumkan pada September 2021, terus menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara Asia Tenggara. Perjanjian yang bertujuan untuk memperkuat kekuatan militer di kawasan Indo-Pasifik, termasuk pengembangan kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia, dinilai dapat mengganggu stabilitas dan keamanan regional.
Negara-negara di Asia Tenggara, terutama yang tergabung dalam ASEAN, khawatir AUKUS akan memicu perlombaan senjata dan meningkatkan ketegangan dengan China, yang telah lama memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut. Sejumlah analis menilai bahwa langkah ini dapat mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan, menggeser fokus strategis ke arah konfrontasi militer, terutama di Laut China Selatan, yang sudah menjadi titik panas geopolitik.
Kementerian Luar Negeri Indonesia, menyatakan keprihatinannya bahwa AUKUS dapat mendorong Asia Tenggara menjadi medan persaingan kekuatan besar. “Keamanan dan stabilitas di kawasan harus didasarkan pada kolaborasi dan dialog, bukan pada peningkatan persenjataan,” ujar Retno dalam pernyataan resminya.
Selain itu, Filipina dan Malaysia juga menyampaikan keprihatinan serupa. Malaysia bahkan menyebut bahwa aliansi tersebut dapat mendorong konflik baru di kawasan, sementara Filipina, meskipun memiliki hubungan dekat dengan AS, menyarankan pentingnya pendekatan diplomatik yang lebih kuat daripada hanya meningkatkan kekuatan militer
Meskipun AUKUS menjelaskan bahwa kapal selam yang akan dibangun menggunakan teknologi nuklir tersebut tidak dipersenjatai dengan senjata nuklir, tetap ada kekhawatiran terkait proliferasi teknologi nuklir dan potensi peningkatan ketegangan di Asia Tenggara. Sejumlah pengamat memperingatkan bahwa AUKUS bisa mendorong negara-negara lain, seperti China, untuk meningkatkan kehadiran militer mereka, termasuk kemungkinan penyebaran kapal selam nuklir di wilayah yang sama.
ASEAN sebagai organisasi kawasan yang mendukung perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara, terus berusaha mempertahankan posisi netral di tengah meningkatnya persaingan kekuatan besar. Namun, dengan adanya AUKUS, posisi ini bisa terancam dan memaksa negara-negara Asia Tenggara untuk mengambil posisi yang lebih tegas dalam menghadapi ketegangan global.
Dengan ancaman keamanan yang meningkat, negara-negara ASEAN menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara menjaga hubungan baik dengan semua kekuatan besar dan melindungi kepentingan keamanan nasional mereka sendiri. Keseimbangan yang rapuh ini sangat penting untuk memastikan kawasan Asia Tenggara tetap stabil dan aman di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah.
Berbagai pihak menyerukan agar dialog regional dan diplomasi multilateral diperkuat, untuk mencegah eskalasi konflik yang dapat merugikan semua pihak yang terlibat. Stabilitas Asia Tenggara kini berada di persimpangan, dengan tantangan baru yang dihadirkan oleh kehadiran AUKUS di kawasan Indo-Pasifik.