News  

Gelombang PHK Hantam Bali, Ratusan Pekerja di Sektor Pariwisata Terdampak

PILIHANRAKYAT.ID, Bali-Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali menghantam sektor tenaga kerja di Bali. Dalam beberapa bulan terakhir, ratusan pekerja di sektor industri dan pariwisata kehilangan pekerjaan akibat penutupan usaha dan efisiensi perusahaan.

Salah satu yang paling menonjol adalah penutupan operasional PT Coca-Cola Bottling Indonesia di Desa Werdi Bhuwana, Mengwi, Kabupaten Badung, yang akan resmi berhenti beroperasi mulai 1 Juli 2025. Akibat penutupan ini, sebanyak 70 karyawan harus rela kehilangan pekerjaannya.

“PHK ini dilakukan secara resmi dengan pemenuhan semua hak karyawan, termasuk pesangon hingga enam kali upah dan tunjangan BPJS. Kami juga tawarkan pemindahan ke kantor cabang lain di Surabaya dan Jakarta,” ungkap perwakilan manajemen PT Coca-Cola

Baca juga  Kader-kader NU Harus Menang Di Medsos

Sementara itu, Finns Recreation Club di kawasan Canggu, Kuta Utara, juga melakukan PHK massal terhadap 157 pekerja. Langkah ini diambil seiring rencana perubahan konsep bisnis dari klub rekreasi menjadi resor terpadu. Disnaker Badung telah memastikan bahwa proses PHK dilakukan sesuai prosedur dan hak pekerja dipenuhi.

Tak hanya itu, data Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali mencatat, sepanjang Januari hingga April 2025, sedikitnya 118 orang terkena PHK. Jumlah ini sudah melampaui angka total sepanjang tahun 2024. Di Kota Denpasar saja, sebanyak 74 pekerja tercatat mengalami PHK hingga Mei 2025, mayoritas akibat efisiensi perusahaan.

Baca juga  Mahfud MD Mendapat Masukan Dari Masyarakat Papua

Ketua DPR RI, Puan Maharani, angkat suara terkait fenomena ini. Ia mendorong pemerintah pusat untuk segera membentuk satgas khusus PHK nasional dan meninjau kembali kebijakan efisiensi anggaran yang berdampak pada lapangan kerja.

“PHK ini bukan hanya terjadi di Bali, tapi juga di daerah lain seperti Batam dan Cikarang. Kita butuh langkah taktis dan pelatihan kerja agar mereka yang terkena PHK bisa segera bangkit,” ujarnya dalam keterangan pers.

Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno juga mengimbau para pekerja di sektor pariwisata yang terdampak untuk mulai mempertimbangkan diversifikasi usaha ke bidang ekonomi kreatif sebagai salah satu alternatif sumber penghasilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *