Pentas Seni Harmoni Kebhinnekaan 2024: Pemuda Jadi Agen Toleransi di Era Digital

Narasumber FGD

SUMENEP – Pentas Seni Harmoni Kebhinnekaan 2024 digelar meriah di Yayasan Nurul Islam. Rentetan acara yang dimulai sejak pagi pukul 08.00 WIB hingga malam 22.30 WIB ini berhasil menjadi ajang apresiasi keragaman budaya Indonesia sekaligus forum refleksi pentingnya membangun harmoni keberagaman di tengah masyarakat modern. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai lapisan masyarakat.

 

Acara dibuka dengan sesi Focus Group Discussion (FGD) yang terbagi dalam tiga sesi diskusi tematik. Dengan format yang santai namun berbobot, forum ini berhasil memantik partisipasi aktif dari para peserta, khususnya kalangan pemuda.

Pada sesi pertama, Susi Wulandari, M.Ag, membuka forum dengan tema “Pemuda dan Wawasan Tentang Keberagaman”. Diskusi ini membahas pentingnya pemahaman dasar mengenai keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. “Keberagaman adalah kekuatan bangsa ini. Pemuda harus memahami ini sebagai fondasi untuk membangun Indonesia yang harmonis,” ujar Susi.

Baca juga  Amin Tidak Membenarkan Penangkapan Motor Di Masalembu

 

Berlanjut ke sesi kedua, Jamila, S.Pd, seorang aktivis media sosial, menyoroti “Pemuda dan Tantangan Intoleransi di Dunia Maya”. Jamila menekankan bahwa media sosial ibarat dua sisi mata pisau. “Kemajuan teknologi bisa mempersatukan, tapi juga bisa memecah-belah. Intoleransi di media sosial harus kita lawan bersama,” tegasnya. Peserta terlihat antusias membahas peran pemuda sebagai agen toleransi di dunia digital.

 

Sesi pamungkas yang diisi oleh Hermanto, S.Pd, seorang budayawan, mengangkat tema “Mengampanyekan Toleransi Melalui Jalan Kebudayaan”. Menurut Hermanto, nilai-nilai kebudayaan Indonesia bisa menjadi solusi efektif dalam mengatasi konflik keberagaman. “Lewat seni dan budaya, toleransi bisa kita sebarkan ke seluruh penjuru negeri,” ucapnya penuh semangat.

Baca juga  Harapan IKPM Ambon Yogyakarta Untuk Negeri

 

Diskusi yang berlangsung selama tiga sesi ini berjalan lancar dan penuh antusiasme. Sebanyak 50 orang peserta dari kalangan pemuda berpartisipasi aktif dalam bertukar ide dan pengalaman. Forum diskusi ini diharapkan mampu membekali peserta dengan kesadaran baru akan pentingnya toleransi di era digital dan peran budaya dalam menjaga keutuhan bangsa.

 

“Ini forum yang luar biasa. Kami jadi lebih paham bagaimana keberagaman dan teknologi harus dihadapi dengan bijak,” ujar salah satu peserta.

 

Pentas Seni Harmoni Kebhinnekaan 2024 tak sekadar menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga ruang refleksi dan kolaborasi. Generasi muda diharapkan menjadi motor penggerak toleransi untuk menciptakan Indonesia yang harmonis, damai, dan inklusif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *