Daerah  

Pesan Terakhir Sopir Truk Asal Probolinggo yang Tenggelam di Selat Bali

Korban tenggelamnya Kapal PM di Selat Bali

Pilihanrakyat.id, Probolinggo – “Bapak bilang sudah sampai Ketapang, siap nyebrang ke Bali. Saya kira seperti biasa, aman,” ujar Riki Putra dengan suara berat, mengingat pesan terakhir dari ayahnya, Anang Suryono (56), yang dikirim melalui WhatsApp hanya beberapa jam sebelum kapal yang ditumpanginya, KMP Tunu Pratama Jaya, tenggelam di Selat Bali.

Kabar duka datang tak lama setelahnya. Ayah yang selama puluhan tahun menjadi tulang punggung keluarga lewat profesinya sebagai sopir truk ekspedisi Jawa–Bali itu, dinyatakan meninggal dunia dalam tragedi laut yang mengguncang keluarga besar mereka.

Kepastian itu datang bukan dari rumah sakit, bukan dari pemerintah, tapi dari rekan kerja yang lebih dulu menerima informasi melalui pesan singkat. “Kami benar-benar tidak percaya. Baru beberapa jam sebelumnya bapak masih sempat chat. Rasanya seperti mimpi buruk,” tutur Riki saat ditemui di rumah duka di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan.

Baca juga  Biografi Edi Hermanto, Pemuda Probolinggo yang Ditembak OTK di Papua

Lebih memilukan, keluarga diminta untuk tidak datang ke Bali. Jenazah korban masih berada di Rumah Sakit Negara, Bali, dan pihak keluarga diminta menunggu di Probolinggo. “Kami tidak bisa melihat langsung kondisi terakhir bapak, bahkan di saat terakhir pun kami belum bisa menjemputnya sendiri,” ujar Riki, matanya berkaca-kaca.

Peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada Rabu malam, 2 Juli 2025, sekitar pukul 21.35 WITA, membawa duka bagi banyak keluarga. Kapal yang membawa 65 orang, termasuk ayah Riki, menjadi saksi bisu betapa kerasnya perjuangan para pekerja lintas pulau demi menyambung hidup keluarga.

Baca juga  Pelantikan dan Sumpah Jabatan Karang Taruna Mandiri

Rencananya, jenazah Anang Suryono akan dimakamkan di TPU Arum Permai, Mangunharjo, setelah proses pemulangan dari Bali selesai. Keluarga kini hanya bisa menunggu dengan sabar dan doa, agar bapak mereka pulang untuk terakhir kalinya, meski dalam keheningan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *