Complate Chaos
:Gelarina
hidup begitu melelahkan! lalu aku berkata
pada diriku sendiri : berhentilah pura-pura
seolah ada orang lain di runagan ini!,
kerap kau ucap padaku hal ihwal risau ini
![]() |
Dedak Kopi di atas Kertas by: Sel-18 |
padahal kita telah terbiasa dengan delusi- delusi
yang kita hadirkan setiap menunaikan janji
sekian peristiwa kebebasan dalam film-film barat
seolah memformat kita jadi cermin dan bayangan
“complate chaos”, ucapmu bersama asap rokok
yang menusuk mataku – menyusur arah darah –
saat berkedip, file-file memori kepalaku retak
:lukisan keluarga, narasa sejarah palsu dan puisi-
puisi pemberontakan jadi kepingan cermin kita
astaga, ini lebih nyata dari perang dunia!
15 November 2013
Ulang Tahun Gelarina
betapa sempurna bentuk rupa kemanusiaanmu
saat pengabdian luhur tunai di ulang tahunmu ke-21
perumpamaan mengalir tenang beningkan pertemuan
imajinasi dengan segala sukma dan jiwa semestamu
kepadamu kutulis soneta perayaan tanpa api lilin
sebagai penanda perjamuan di akhir malam dingin
sesekali kita tertawa sebab ketegangan hidup
redup di perjalanan film-film eropa
kejutan-kejutan setiap percakapan kita pecah
menjadi ornamen surga-neraka dari rahasia diri
seolah kita menjelma malaikat tanpa dosa
ingat-ingatlah bahwa sejatinya kita selalu lupa
bahwa hidup butuh perjuangan sebagaimana cinta
dan setiap hati perempuan senantiasa ingin dimanja
Desember 2013
Jam Sembilan Malam
jam sembilam malam rindu lahir di Jakarta
seperti gedung-gedung beranak-pinak setiap hari
setipa malam yang tak tersentuh dalam neraca
da laporan kemiskinan di lemari kan negara
pada jam yang sama, rindu tumbuh subur di Jojga
bersama jumlah kendaraan yang meningkat pesat
siang-malam di sepanjang jalan dan perumahan
pemulung seperti laron di tempat-tempat sampah
jam sembilan malam adalah jam belajar warga
terapi para anak didik sedang mesra pacaran
sementara para peronda asik main gaplek
jam sembilan malam di kota-kota besar
mempesona lampu-lampunya di mata para kekasih
tanpa tersentuh cinta dan tanpa apa-apa
Desember 2013
Kepada yang Aku Cinta
Sesekali aku lupa diri ketika aku mencintai
Menjadi orang lain ketika hati memuji kita
Kemudian memungut sekian ilusi dalam dongeng
Untuk dijadikan surat cinta tapa alamat
: kepada yang aku cinta, janganlan dicintai surat ini
Surat bungkam tanpa kepastian hidup sehari-hari
Isi suratnya begini, “aku suka mengukur jarak
Untuk tiba pada pintu pertemuan cahaya-
Barangkali jarak pada kita adalah rindu
Sering pula kuhitung waktu lamanya percakapan
Sebab kupikir, rindu terucapkan dengan lain kata-
Bahkan tidak jarang kujumlah detakku
Bila yang terkatakan adalah kamu dan kita.”
Demikian surat tak terpuji ini aku tuliskan
Desember 2013
Engkau Masih Mati Suri
Selendang, sucikan sukmamu yang kotor
racun yang kau teguk sehari-hari tanpa daya cipta
sudah membunuh naluri murni kemanusiaanmu
dan cinta sudah lama pergi meninggalkan duniamu
Sia-sialah waktumu, ucapan dan perbuatanmu
sebab kenyataan telah menjadi teror menakutkan
matamu merah, dadamu keras di hidup kelabu
dan orang-orang mengutukmu persis uap penindasan
Bukankah kau senantiasa bunuh diri berulang kali
meniadakan cahaya di kedalaman sukma
ketika pintu-pintu semesta tertutup rapi
Ketahuilah, kesewajaran dilingkupmu mereda
kenyataan disembunyikan di mulut yang tertawa
dan engkau masih mati suri
Januari 2014
Achmad Sulaiman adalah pemangku blog pilihan rakyat (pilihanrakyatnews.blogspot.co.id). Juga seorang blogger dan penulis lepas. Sesekali diundang menjadi Notulen, moderator, dan pembaca puisi.