PILIHANRAKYAT.ID, Yogyakarta- Aksi dengan tagar #GajayanMemanggil berhasil terending di media sosial, bahkan di Twitter selama tiga hari berturut-turut terending pertama.
Aksi dengan massa membludak ini, dicurigai oleh oknum-oknum tertentu sebagai bagian dari demonstrasi politis.
Koordinator Umum (Kordum) Aliansi Rakyat Bergerak, Rico Tude, langsung memberi keterangan bahwa adanya narasi di media sosial yang menyebut aksi #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo ditunggangi kepentingan politik tertentu, itu hoax.
“Kami menyatakan bahwa gerakan hari ini tidak ada sangkut-pautnya dengan kekuatan-kekuatan politik yang kami anggap itu politik lama, sisa-sisa Orde Baru, baik itu di kubu kampret maupun di kubu cebong,” kata Rico seusai aksi, Senin (23/9/2019).
“Karena hoaks-hoaks yang kemudian bertebaran di media sosial yang menganggap aksi ini ditunggangi, hari ini kami anggap pemerintah telah mungkin panik terhadap aksi-aksi dari rakyat, terutama mahasiswa,” sambung mahasiswa ITNY itu.
Rico mengklaim akun-akun yang menyebarkan #GejayanMemanggil di media sosial adalah akun-akun yang selama ini tidak terlibat politik elektoral pada Pemilu 2019. Akun tersebut adalah mereka yang ingin menggugat kebobrokan rezim Jokowi-JK.
“Akun-akun yang selama ini men-share #GejayanMemanggil itu akun-akun yang selama ini tidak pernah terlibat dalam pro-kontra politik elektoral kemarin. Artinya, ada suatu energi baru, ada kekuatan baru yang hari ini menggugat rezim,” tutupnya.
#GejayanMemanggil menjadi perbincangan seluruh elemen masyarakat, karena pada tahun 1998 Gejayan menorehkan sejarah lahirnya reformasi. Sedangkan 2019 Gejayan menjadi tempat berkumpulnya seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta untuk menolak beberapa UU yang mengintervensi kebebasan masyarakat. (Anwar/PR.ID)