Kadin Usulkan Klaster Komoditas Atasi Gejolak Harga Cabai

Harga Cabai
Harga Cabai
banner 468x60

PILIHANRAKYAT.ID, JakartaKaren Tambayong mengusulkan pemerintah untuk membuat kawasan klaster komoditas hortikultura, terutama cabai untuk mengatasi masalah gejolak harga dan pasokan.

“Dengan Klaster komoditas tersebut, maka ke depan masalah fluktuasi harga dan pasokan cabai dapat perlahan diatasi,” ujar Ketua Komite Tetap Hortikultura Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) itu di Jakarta Selatan, Kamis (3/10). 

Apalagi, menurut Karen, saat ini masa panen cabai pun berbeda di masing-masing wilayah Indonesia. 

“Cabai di Jawa dan Sumatra saja beda karena masa panennya tidak sama. Harusnya bisa ditata. Tapi, siapa yang bisa menata itu?” ucapnya. 

Karen menyebut ide komoditas hortikultura tersebut dilatari oleh realitas industri swasta yang selalu membutuhkan cabai sebagai bahan baku produksi. Ia bilang banyak pihak swasta yang melakukan kerja sama dengan petani cabai selama ini. 

“Pola-pola seperti ini, harus diperluas supaya produk komoditas hortikultura seperti cabai ini lebih tertata,” tutur dia. 

Selama ini, banyak petani cabai merasa kesulitan untuk meningkatkan penjualan cabai karena tidak ada pengawasan yang teratur. Hasilnya, para petani hanya dapat mengandalkan tengkulak yang menentukan harga yang tinggi. 

Ia menegaskan untuk menyejahterakan petani cabai, maka dibutuhkan kesinambungan dan kerja sama antara pihak swasta, pemerintah, dan pemerintah daerah. 

“Persoalan pendanaan bagi petani itu turut menjadi pekerjaan bersama antara swasta, pemerintah pusat, hingga pemerintah daerah,” imbuh dia. 

Seharusnya, pemerintah sesegera mungkin untuk mengkomunikasikan kepada petani cabai agar tidak hanya menjual cabai secara mentah, tetapi juga dalam bentuk yang sudah diolah seperti cabai bubuk dan juga makanan lainnya yang berbasis cabai. 

Hal tersebut diyakini akan meningkatkan produktivitas serta variasi produk dari para petani cabai, sehingga penjualan dan kesejahteraan petani cabai diharapkan dapat meningkat. 

“Ke depan, petani mesti diarahkan (pemerintah) untuk tidak hanya menjual cabai mentah. Tapi cabai olahan,” jelasnya. (Noeris/PR.ID)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *