Susi Pudjiastuti Sebut Perang Dagang Cina-AS Peluang Bagi Produk Perikanan Indonesia

banner 468x60
 Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menilai perang dagang antara Tiongkok dengan Amerika Serikat (AS) yang tengah terjadi bisa menjadi peluang produk perikanan Indonesia untuk masuk ke AS. Pasalnya produk perikanan Tiongkok yang biasanya menjadi saingan produk perikanan Indonesia dipersulit masuk ke AS.


PILIHANRAKYAT.ID, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menilai perang dagang antara Tiongkok dengan Amerika Serikat (AS) yang tengah terjadi bisa menjadi peluang produk perikanan Indonesia untuk masuk ke AS. Pasalnya produk perikanan Tiongkok yang biasanya menjadi saingan produk perikanan Indonesia dipersulit masuk ke AS.

“Dengan perang dagang Tiongkok dan Amerika, semestinya pengusaha Indonesia bisa melakukan terobosan mengambil keuntungan. Kita punya kesempatan produksi lebih,” cetus Susi dalam gelaran konferensi pers di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (21/9/2018) lalu.

Baca: Menteri Susi Pudjiastuti Dorong Lulusan STP Perkuat Sektor KP Bardaulat

Karena itu, Susi mengingatkan industri perikanan dalam negeri untuk tidak meminjamkan nama kepada perusahaan Tiongkok, di mana ekspor dilakukan Tiongkok tetapi dengan menggunakan nama industri perikanan Indonesia. Hal ini pernah terjadi pada 2014 lalu. Guna menghindari tarif ekspor yang tinggi, banyak eksportir Tiongkok menggunakan nama perusahaan Indonesia.

“Tarif ekspor Indonesia ke AS lebih murah dibandingkan dari Tiongkok atau Vietnam. AS kemudian mengetahui (kecurangan Tiongkok yang menggunakan nama industri perikanan Indonesia) sehingga melayangkan ancaman embargo ke Indonesia,” kisahnya.

Untuk itu, ia mengimbau para eksportir untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat konsolidasi untuk bersaing dengan negara-negara perikanan besar seperti Tiongkok, Thailand, dan Vietnam. “Jadilah pengusaha yang sportif, punya integritas tinggi, punya semangat tingkat tinggi untuk berproduksi,” seru Susi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), semester I 2018, volume dan nilai ekspor hasil perikanan Indonesia mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Volume ekspor hasil perikanan meningkat dari 475.740 ton (semester I 2017) menjadi 510.050 ton (2018) atau meningkat 7,21 persen. Sedangkan nilai ekspor pada periode tersebut meningkat dari USD2,013 miliar menjadi USD2,272 miliar.

Melihat peningkatan tersebut, Menteri Susi berharap di akhir tahun dapat terjadi lonjakan mengingat di Indonesia bagian timur dan bagian selatan Jawa, sekitar bulan Oktober merupakan musim tangkap yang baik.

Menteri Susi juga menyoroti peningkatan neraca perdagangan hasil perikanan semester I 2018 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada semester I 2017 neraca perdagangan Indonesia senilai USD1,805 miliar meningkat menjadi USD2,055 miliar di tahun 2018. Begitu pula dengan volume dan nilai ekspor komoditas perikanan seperti udang, tuna, rajungan – kepiting, cumi – sotong – gurita, hingga rumput laut yang turut mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, Menteri Susi menilai review sistem perizinan sangat perlu dilakukan demi menata sistem perpajakan sektor perikanan sesuai dengan yang seharusnya, mengingat besarnya potensi usaha perikanan di Indonesia. Ia menyayangkan masih banyaknya pengusaha perikanan dengan kapal di atas 30 GT yang melakukan kecurangan demi menghindari pajak. Padahal hasil yang didapatkan sudah cukup menguntungkan.

Baca: Biografi Susi Pudjiastuti: Menteri Kelautan dan Perikanan Dengan Ijazah SMP

“Kalau nelayan (dengan kapal) di bawah 10 GT tidak perlu lagi izin-izin. Silakan langsung melaut. Kalau pengusaha itu juga bukan pengusaha UMKM kalau sudah 30 GT. Kalau kapal di atas 30 GT itu pendapatan per tahunnya di atas Rp6 miliar, jadi bukan UMKM namanya,” tegas Menteri Susi.

KKP terus berupaya mendorong pengusaha dan nelayan dalam negeri untuk memperbanyak tangkapan ikan untuk diekspor.

Editor: Didik Hariyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *