PILIHANRAKYAT.ID, Jember-Di tengah maraknya konsumsi superfood impor seperti chia seed, quinoa, hingga goji berry, dua komoditas lokal asal Jember, Jawa Timur—edamame dan okra—justru diam-diam menaklukkan pasar dunia, khususnya Jepang, yang dikenal sangat ketat terhadap standar pangan dan kesehatan.
Edamame dan okra yang dibudidayakan oleh PT Mitratani Dua Tujuh Jember, bukan hanya sukses menembus pasar ekspor, tapi juga menyimpan segudang manfaat kesehatan yang patut dibanggakan. Komisaris PT Mitratani, Mahendra Utama, dalam sebuah tulisan opini menyebut keduanya sebagai pahlawan gizi yang luput dari perhatian bangsanya sendiri.
“Setiap tahun kami mengekspor ribuan ton edamame dan okra ke Jepang, negara yang sangat peduli terhadap kualitas makanan. Di sana, keduanya dijual dengan harga premium dan dikategorikan sebagai functional food,” tulis Mahendra.
Khasiat Edamame & Okra: Bukan Sekadar Komoditas
Edamame—kedelai muda berwarna hijau—mengandung 18 gram protein per 100 gram, lengkap dengan 9 asam amino esensial. Ini menjadikannya sumber protein nabati berkualitas tinggi, ideal untuk mendukung pertumbuhan anak-anak dan mencegah stunting.
Sementara itu, okra—yang kerap dipandang sebelah mata di dalam negeri—justru dianggap sebagai makanan obat di Jepang. Kandungan lendir alami atau mucilage-nya bermanfaat untuk pencernaan, pengendalian gula darah, hingga penurunan kolesterol.
Berbagai penelitian internasional menguatkan klaim tersebut:
1. Journal of Nutrition (2023) menyebut konsumsi rutin edamame menurunkan LDL hingga 15,8%.
2. National Cancer Institute Jepang (2022) melaporkan senyawa genistein dalam edamame menghambat pertumbuhan sel kanker.
3. Indian Journal of Medical Research (2021) menunjukkan konsumsi okra menurunkan HbA1c pada penderita diabetes tipe 2 hingga 1,2%.
Ironi: Di Luar Negeri Dijunjung, di Dalam Negeri Terpinggirkan
Kedua komoditas ini memang menjadi primadona ekspor, namun nasibnya di tanah air justru memprihatinkan. Konsumsi edamame dan okra di dalam negeri masih rendah, dan keduanya kerap dianggap sekadar sayuran pinggiran.
Padahal, teknologi produksi yang digunakan PT Mitratani tak main-main—mulai dari sistem freeze drying hingga rantai pendingin (cold chain) diterapkan untuk memastikan kualitas nutrisi tetap terjaga saat sampai ke tangan konsumen Jepang.
Ajakan Mahendra: “Saatnya Indonesia Menyadari Harta Karunnya Sendiri”
Mahendra menegaskan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat Indonesia dalam memandang pangan lokal. Ia mengajak masyarakat untuk:
1. Mengadopsi superfood lokal sebagai gaya hidup sehat, bukan hanya tren.
2. Mendukung petani edamame dan okra, yang sebagian besar berada di Jember dan kawasan Tapal Kuda
3. Mengintegrasikan edukasi nutrisi sejak dini, dengan menjadikan edamame dan okra sebagai bagian dari konsumsi harian anak-anak Indonesia.
“Kami bangga mengekspor ke Jepang, tapi akan lebih bangga bila rakyat Indonesia sendiri menjadikan edamame dan okra sebagai simbol kesehatan nasional, seperti halnya Jepang memuliakan matcha dan wagyu,” pungkasnya.