Oleh; Kamil Dayasawa*
Guyuran air langit malam ini menciptakan kecipak di luar jendela
Sebuah komposisi nada yang tak bisa diciptakan manusia
Pohon-pohon kuyup bersama usia yang bertambah surup
Kehampaan meresap ke dalam dinding, angin begitu dingin!
Kubuka satu-satu catatan hitam dalam kepala
Begitu banyak nama yang hurupnya meneteskan air mata
Seperti hujan malam ini, turun tak mau berhenti
Kubuka catatan putih dari dalam dada
Dengan kaca benggala, kususuri halaman demi halaman
Tapi namamu kekasih, tak bisa kutemukan
Mungkin cahaya lampu telah mencurimu dari mataku
Maka kubuka jendela, berharap matahari esok
Menyalami kamarku dengan sinar dari sorga
Menghangati tubuhku dari dinginnya udara hari tua
*Penyair Pulau Garam