PB PMII dukung Cak Imin Sebagai Cawapres: Arif Budiman; Pertanyakan Integritas Abdullah Syukri

banner 468x60

Pilihanrakyat.id – Dukungan dan konflik terkait pemilihan presiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2024 semakin memanaskan suasana di dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Arif Budiman, mantan Ketua III PMII cabang DIY pada periode 2016-2017, mengungkapkan keprihatinannya terhadap dukungan yang diberikan oleh PB PMII kepada Cak Imin (Muhaimin Iskandar), yang diumumkan oleh Ketua Umum PMII, Abdullah Syukri.

Menurut Arif, dukungan tersebut tidak hanya menciderai marwah organisasi, tetapi juga mencerminkan sikap politik yang kurang etis.

Arif menyatakan, “Ketua Umum PMII Abdullah Syukri telah menunjukkan kepemimpinan yang kurang memadai dan tidak menguntungkan bagi semua anggota PMII.” Dalam pernyataannya kepada media pada tanggal 7 September 2023.

Arif juga menekankan bahwa PMII sebagai organisasi kader harus mementingkan independensi dan bijaksana dalam sikap politiknya.

Bagi Arif, bahwa sikap Ketua Umum PB PMII dapat mengancam keberlanjutan organisasi dan memicu perpecahan di antara kader-kader PMII.

Lebih lanjut, Arif Budiman menekankan bahwa PMII bukanlah bagian dari PKB, dan tidak semua anggota PMII setuju atau mendukung Cak Imin.

“Harus diketahui, bahwa keragaman pandangan di antara kader PMII terkait dukungan politik, juga penting untuk dipertimbangkan,” tegasnya.

Hal yang sama juga datanga dari Muhammad Abdul Muhshi (Mumuh), Ketua Komisariat PMII UIN Sunan Kalijaga periode 2014-2015.

MUMUH mengkritik tindakan pengurus PB PMII yang mendeklarasikan dukungan atas nama organisasi terhadap salah satu calon presiden dan wakil presiden.

Menurut Mumuh, PMII seharusnya berfungsi sebagai organisasi kaderisasi dan tidak boleh digunakan sebagai alat politik.

Ia menyatakan bahwa deklarasi tersebut merendahkan martabat dan tujuan organisasi PMII serta menghina warisan para pendiri PMII.

Mumuh menegaskan bahwa PMII didirikan dengan tujuan yang jelas, sesuai dengan AD ART PMII. Ia juga menekankan bahwa meskipun anggota PMII dapat memiliki preferensi politik, mereka tidak seharusnya menggunakan nama organisasi untuk menyatakan dukungan mereka.

“PMII memiliki anggota yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk politik, akademisi, penulisan, seni, dan bisnis, dan harus menjaga integritasnya sebagai organisasi yang memiliki peran lebih besar daripada politik,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *