Opini  

Pendidikan Paradigma Baru Ditinjau Dari Kodrat Alam dan Kodrat Zaman Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan Paradigma Baru Ditinjau Dari Kodrat Alam dan Kodrat Zaman Ki Hadjar Dewantara
Ilustrasi Pendidikan Paradigma Baru
banner 468x60

Pendidikan paradigma baru memastikan pendidikan yang berpusat kepada peserta didik atau disebut juga dengan istilah student centerd learning. Pendidikan paradigma baru menekankan pada peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang.

Peserta didik harus aktif dalam mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber yang dimilikinya. Pendidikan paradigma baru menjadi sarana transformasi perubahan terhadap peran guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Guru tidak lagi memegang otoritas tertinggi keilmuan, akan tetapi guru memiliki peran menjadi fasilitator, pembimbing serta penuntun agar peserta didik memiliki kemampuan belajar untuk mengembangkan potensi dirinya dan mengembangkan pengetahuan lebih lanjut untuk kepentingan dirinya sendiri.

Pendidikan paradigma baru memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan potensi, tingkat kemampuan peserta didik dan karakteristik peserta didik.

Pendidikan yang berpusat kepada peserta didik sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa mendidik anak harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan lingkungan alam tempat peserta didik berada, baik kultur budaya maupun kondisi alam geografisnya.

Kodrat alam ini berhubungan dengan karakter dasar anak, artinya setiap anak sudah membawa sifat atau karakter masing-masing, sehingga guru tidak dapat menghapus sifat dasar tersebut.

Tugas guru dalam melaksanakan pengajaran sesuai dengan kodrat alam peserta didik adalah dengan membimbing peserta didik agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga mengaburkan sifat-sifat jeleknya.

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan harus memahami kodrat alam anak sehingga tidak lagi membuat peraturan maupun memberikan hukuman-hukuman yang sifatnya tidak mendidik bagi peserta didik.

Kodrat zaman berhubungan dengan era dimana peserta didik tumbuh dan berkembang. Pendidikan sesuai kodrat zaman saat ini, dapat dilakukan dengan cara membekali peserta didik keterampilan abad 21 agar peserta didik dapat hidup, berkarya dan menyesuaikan diri terhadap perubahan zaman.

Dalam konteks pendidikan paradigma baru atau pendidikan yang berpusat kepada peserta didik, untuk menjawab tantangan perubahan zaman guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan melakukan penyesuaian terhadap pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran, dan media yang mampu melayani berbagai gaya belajar baik audio, visual, dan kinestetik, serta menyesuaikan dengan kearifan budaya lokal apa yang dibutuhkan masyarakat.

Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Ki Hajar Dewantara berpesan kepada para pendidik dalam menuntun peserta didik untuk mencapai kekuatan-kekuatan kodratnya yang sesuai dengan alam dan zaman maka harus menggunakan azas Trikon yaitu Kontinu, Konvergen dan Konsentris.

Kontinu, artinya pendidik mampu menuntun pengembangan secara berkesinambungan, terus-menerus dengan perencanaan yang baik sehingga peserta didik mampu melaksanakan pengembangan diri secara bertahap dengan rencana yang matang.

Konvergen, artinya pendidik harus memiliki pemikiran terbuka sehingga dapat menuntun dan melakukan pengembangan dari berbagai sumber belajar, budaya lain, dan menjadikan budaya Indonesia bagian dari alam universal.

Konsentris, artinya pendidik menuntun peserta didik berdasarkan karakteristik dan nilai-nilai budaya bangsa sehingga mampu menghadapi perubahan kodrat zaman abad ke-21.

Melalui pembelajaran paradigma baru diharapkan mampu mengubah paradigma lama pembelajaran dari teacher centered learning menjadi student centered learning dengan tetap memperhatikan perkembangan dan karakteristik peserta didik berdasarkan kodrat alam dan kodrat zaman.

Pendidikan paradigma baru juga sebagai upaya trasformasi perubahan iklim pendidikan menuju pendidikan yang merdeka.

*Agustina Neilla Putri S.Pd.(Mahasiswa PPG Prajabatan Prodi Pendidikan IPS- Universitas Negeri Yogyakarta 2022)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *